Tantangan Media di Era Digital: Membangun Jurnalisme Ekonomi yang Kuat dan Kredibel
- account_circle El.kml
- calendar_month Sel, 30 Sep 2025
- visibility 15
- comment 0 komentar

Mamuju, – Proclaimnews id , Perkembangan teknologi digital yang pesat telah membawa perubahan besar dalam dunia media. Di satu sisi, digitalisasi memberikan kemudahan distribusi informasi secara cepat dan luas. Namun, di sisi lain, tantangan serius muncul terkait kualitas jurnalisme, terutama dalam peliputan isu-isu ekonomi yang memerlukan kedalaman, akurasi, dan kejelasan data.
Menanggapi fenomena ini, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Barat menyelenggarakan kegiatan Capacity Building Wartawan dengan tema “Memperkuat Sinergi Wartawan dan Bank Indonesia dalam Mendukung Stabilitas Ekonomi Daerah.” Kegiatan ini diikuti oleh insan pers dari berbagai media di Sulbar dan menghadirkan pembicara dari kalangan jurnalis ekonomi nasional, salah satunya wartawan senior dari Kumparan, Angga Sukmawijaya.
Menghadapi Tantangan Digital dengan Prinsip Jurnalisme Ekonomi
Dalam pemaparannya, pembicara dari Kumparan menekankan pentingnya menjaga prinsip dasar jurnalisme ekonomi di tengah arus digitalisasi yang cenderung menomorsatukan kecepatan dibanding kedalaman informasi. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
Objektivitas
Berita ekonomi harus disusun berdasarkan fakta dan tidak memihak. Dalam konteks peliputan kebijakan moneter dan fiskal, jurnalis dituntut untuk tidak hanya menampilkan sisi positif atau negatif, tetapi menyajikan gambaran utuh yang bisa dipertanggungjawabkan.
Akurasi dan Kejelasan Data
Jurnalisme ekonomi mengandalkan data sebagai fondasi utama. Kesalahan sedikit saja dalam menyebutkan angka inflasi, nilai tukar, atau pertumbuhan ekonomi bisa menyesatkan publik. Oleh karena itu, verifikasi data dan penggunaan sumber resmi, seperti laporan BI, BPS, atau kementerian terkait, menjadi hal yang wajib dilakukan oleh jurnalis.
Kontekstual dan Edukatif untuk Publik
Selain menyampaikan data, jurnalis perlu mengaitkan informasi tersebut dengan konteks lokal agar lebih mudah dipahami masyarakat. Misalnya, bagaimana perubahan suku bunga acuan BI memengaruhi daya beli masyarakat Sulawesi Barat, atau dampaknya terhadap UMKM lokal.
Transparansi Sumber Informasi
Dalam menyusun laporan ekonomi, wartawan perlu menyebutkan sumber informasi secara jelas, apakah dari pejabat publik, lembaga keuangan, atau narasumber ahli. Ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap media sebagai institusi penyalur informasi.
Sinergi Media dan Bank Indonesia untuk Stabilitas Ekonomi
Kepala Perwakilan BI Sulawesi Barat, Eka Putra Budi Putra Nugroho dalam sambutannya, menyampaikan bahwa sinergi antara BI dan media sangat penting dalam menjaga persepsi dan ekspektasi publik terhadap kondisi ekonomi. Komunikasi yang efektif, akurat, dan transparan menjadi kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat, terutama di tengah situasi ekonomi yang dinamis.
“Media adalah mitra strategis kami dalam menyampaikan informasi kebijakan kepada masyarakat. Dengan peliputan yang akurat dan kontekstual, kita bisa membantu masyarakat memahami arah kebijakan ekonomi dan membuat keputusan yang tepat,” ujarnya.
“Menjawab Tuntutan Jurnalisme Modern Melalui kegiatan ini, para wartawan Sulbar tidak hanya mendapatkan penguatan kapasitas teknis dalam peliputan ekonomi, tetapi juga memperdalam pemahaman tentang pentingnya menjaga integritas dan kualitas informasi di era digital.
Diskusi yang berlangsung interaktif juga mengangkat isu-isu lokal, seperti tantangan ekonomi di daerah pascabencana, akses permodalan UMKM, serta peran media dalam mengedukasi masyarakat tentang literasi keuangan.
” Kesimpulan , Era digital telah mengubah cara masyarakat mengakses dan mengonsumsi informasi. Namun, perubahan ini juga menuntut media untuk semakin profesional, terutama dalam peliputan isu-isu ekonomi yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Melalui penguatan kapasitas dan sinergi yang berkelanjutan antara media dan lembaga seperti Bank Indonesia, diharapkan jurnalisme ekonomi di daerah semakin kuat, obyektif, dan berdaya edukatif(el.kml).
- Penulis: El.kml
- Editor: El.kml
Saat ini belum ada komentar